Sabtu, 29 Oktober 2011

On One Da Fishing @ karangantu, Serang

 Foto : Affan sedang setting gill net.
 Foto : Kholid sedang setting gill net
 Foto : setting
 Foto : Rest
 Foto : Sunset and Merak Mountain 1
  Foto : Sunset and Merak Mountain 2
 Foto : @ Buritan Affan ( kiri ) dan Kholid ( kanan )
 Foto : Kholid ( kiri ) and Fadli Muhamad Akbar Sa'un ( kanan )
 Foto : Affan melamun
 Foto : kapal gill net
 Foto : Affan Iqbal with sunset
 Foto : Fadli Muhamad Akbar Sa'un with sunset
 Foto : Fadli Muhamad Akbar Saun with mangrove forest
Foto : Sunset

dan ayu kita nyanyi 

Sunset – Steven and Coconuttreez

Kunikmati mentari yang mulai menepi
Dan perlahan menghilang
Dan senja jingga dekapku
Damaikan hati, buatku melayang
(*) Dan bila harus kuakui adanya yeah
Tentang yang tlah terasa
Dan tak kan ku ragu kuakui adanya yeah
Tentang yang kupercaya
Reff: Sunset yang tenggelam
Tak kan seindah tanpa kau disini
Sunset yang terbenam
Tak kan sejingga tanpa kau disini
Dan tak kan ku ragu kuakui adanya
Semua yang terasa kan kupercaya
Dan tak kan ku ragu kuakui adanya
Semua yang terasa kan kupercaya

Sabtu, 22 Oktober 2011

a beatiful afternoon...

       Sore itu (13 April 2010) saya baru pulang dari sekolah, dan saya berniat untuk mengganti spare part sepeda yang sudah waktunya diganti,pada saat saya berada dibengkel sepeda sambil memperhatikan apa yang dilakukan oleh abang bengkelnya, tiba-tiba ada beberapa orang anak kecil yang masih lugu menghampiri saya dan bertanya, "ka,ka sepeda gunung ya ka?" eh abang bengkelnya yang ngejawab,"bukan, sepeda ojek" . Spontan anak-anak itu tertawa. "he he he". Eh anak itu nanya lagi, "ka, rumahnya dimana ?" dan saya jawab, "di warakas" eh mereka menyerukan, "jauh ya ka !". "tidak ! Dekat ko, disana"saya menyahut.
        Percakapan sore itu memberikan sesuatu yang berarti bagi saya. Ramahnya anak-anak sekitar bengkel sepeda membuat hatiku bertambah gembira, dan pastinya saya merasa terhibur .
Warna-warni hari itu cukup menghiburku. Terima kasih adik-adikku,mudah-mudahan kita dapat bertemu kembali dengan suasana yang lebih hangat.

Kamis, 20 Oktober 2011

Sejenak Kita Menoleh ke Belakang

       Suatu hari Thalhah bin Ubaidillah r.a. pulang ke rumah dengan membawa uang sebanyak seratus ribu dirham. Istrinya mendapati raut wajah Thalhah begitu bersedih.

       Sang istri bertanya, “Apa yang terjadi padamu, wahai suamiku?” Thalhah menjawab, “Harta yang banyak ini, aku takut jika bertemu dengan Allah, lalu aku ditanya tentang dirham ini satu per satu.”

      Istrinya lalu berkata, “Ini masalah yang sangat mudah. Mari kita bagi-bagikan harta ini. Bawalah harta ini dan bagikan kepada para fakir miskin yang ada di Kota Madinah.”

       Thalhah pun bersama istrinya meletakkan harta itu di sebuah wadah, lalu membagi-bagikan kepada para fakir miskin dan orang-orang yang membutuhkan. Setelah itu ia kembali ke rumah dan berkata, “Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah menjadikan diriku bertemu dengan-Nya sedangkan aku dalam keadaan bersih dan suci.”

Subhanallah……….
Begitu mudahnya mereka melepaskan harta yang dimilikinya untuk dibelanjakan di jalan Allah SWT. Tidak sedikitpun para sahabat ini mementingkan kehidupan dunia mereka. Justru sebaliknya, mereka seperti berlomba-lomba menyedekahkan hartanya untuk mencari kehidupan yang lebih baik di akhirat kelak.
Mampu kah (atau lebih tepatnya MAUKAH) kita meneladani apa yang dilakukan oleh para sahabat Rasulullah saw diatas? Semoga saja…………
Wallahu a’lam